Kamis, 24 Maret 2011

APA CIRI-CIRI GURU YANG BERHASIL ITU?

Guru yang sangat saya kagumi adalah guru yang intelektual dan profesionalnya tinggi dan tetap konsisten baik dia berada di dalam maupun diluar kelasnya. Selalu giat membimbing dan memberi pengajaran kepada siswanya, selalu memberi pemahaman tentang kehidupan dengan kreatifitasnya, menyenangkan dan dengan penuh rasa kasih sayang. Selengkapnya baca ini .......

What We Can Learn From Successful Teachers:

The teachers I admire most are those who remain intellectually curious and professionall

y vital both inside and outside the classroom for decades. They avoid stagnation at all costs and maintain an enviable passion for children and the learning process. They remain vivid in the students' memories forever because of their creativity, sense of fun, and compassion.

Here are the qualities I feel contribute most to a successful, durable, and happy teaching career:

1. Successful teachers hold high expectations:

The most effective teachers expect great accomplishments from their students, and they don't accept anything less. In education, expectations form a self-fulfilling prophecy. When t

eachers believe each and every student can soar beyond any imagined limits, the children will sense that confidence and work with the teacher to make it happen.

2. They think creatively:

The best teachers think outside the box, outside the classroom, and outside the norm. They leap outside of the classroom walls and take their students with them! As much as possible, top teachers try to make classroom experiences exciting and memorable for the students. They seek ways to give their students a real world application for knowledge, taking learning to the next action-packed level. Think tactile, unexpected, movement-oriented, and a little bit crazy... then you'll be on the right track.

3. Top teachers are versatile and sensitive:

The best teachers live outside of their own needs and remain sensitive to the needs of oth

ers, including students, parents, colleagues, and the community. It's challenging because each individual needs something different, but the most successful teachers are a special breed who play a multitude of different roles in a given day with fluidity and grace, while remaining true to themselves.

4. They are curious, confident, and evolving:

We're all familiar with the stagnant, cynical, low-energy teachers who seem to be bidin

g their time until retirement and watching the clock even more intently than their students. That's what NOT to do.

In contrast, the teachers I most admire renew their energy by learning new ideas from younger teachers, and they aren't threatened by new ways of doing things on campus. They have strong core principles, but somehow still evolve with changing times. They embrace new technologies and confidently move forward into the future.

5. They are imperfectly human:

The most effective educators bring their entire selves to the job. They celebrate student successes, show compassion for struggling parents, tell stories from their own lives, laugh at their mistakes, share their unique quirks, and aren't afraid to be imperfectly human in front of their students.

They understand that teachers don't just deliver curriculum, but rather the best teachers are inspiring leaders that show students how should behave in all areas of life and in all types of situations. Top teachers admit it when they don't know the answer. They apologize when necessary and treat students with respect.

6. Successful teachers emphasize the fun in learning and in life:

The teachers I admire most create lighthearted fun out of serious learning. They are

n't afraid to be silly because they can snap the students back into attention at will - with just a stern look or a change in tone of voice.

I often think of Disney Teacher of the Year Ron Clark who made one of his Essential 55 rules be "Do not bring Doritos into the school building" simply because he hated Doritos himself! This irreverent rule (sneaked in amongst the more important class rules) shows a silly, human side of the teacher while modeling for the students that we can have fun while we get work done.

Next Steps:

For those of us aiming to increase these qualities in our professional lives, it can be intimidating to think that we have to do everything all at once. Instead, I recommend choosing one of these qualities to focus on each school year and expand your repertoire slowly but surely. Even the most successful teachers have to start somewhere!

Sabtu, 25 April 2009

GURU YANG BAIK


Al-Ghazali berpendapat bahwa guru yang dapat diserahi tugas mendidik adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya, juga guru yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya Dengan kesempurnaan akal ia dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuan secara mendalam, dan dengan akhlaknya yang baik ia dapat menjadi contoh dan teladan bagi para muridnya, dan dengan kuat fisiknya ia dapat melaksanakan tugas mengajar, mendidik dan mengarahkan anak-anak muridnya.

Selain sifat-sifat umum yang harus dimiliki guru sebagaimana disebutkan di atas, seorang guru juga harus memiliki sifat-sifat khusus atau tugas-tugas tertentu sebagai berikut :

Pertama, Jika praktek mengajar merupakan keahlian dan profesi dari seorang guru, maka sifat terpenting yang harus dimilikinya adalah rasa kasih sayang. Sifat ini dinilai penting karena akan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan rasa tenteram pada diri murid terhadap gurunya. Hal ini pada gilirannya dapat menciptakan situasi yang mendorong murid untuk menguasai ilmu yang diajarkan oleh seorang guru.

Kedua, karena mengajarkan ilmu merupakan kewajiban agama bagi setiap orang alim (berilmu), maka seorang guru tidak boleh menuntut upah atas jerih payahnya mengajarnya itu. Seorang guru harus meniru Rasulullah SAW. yang mengajar ilmu hanya karena Allah, sehingga dengan mengajar itu ia dapat bertaqarrub kepada Allah. Demikian pula seorang guru tidak dibenarkan minta dikasihani oleh muridnya, melainkan sebaliknya ia harus berterima kasih kepada muridnya atau memberi imbalan kepada muridnya apabila ia berhasil membina mental dan jiwa. Murid telah memberi peluang kepada guru untuk dekat pada Allah SWT. Namun hal ini bisa terjadi jika antara guru dan murid berada dalam satu tempat, ilmu yang diajarkan terbatas pada ilmu-ilmu yang sederhana, tanpa memerlukan tempat khusus, sarana dan lain sebagainya. Namun jika guru yang mengajar harus datang dari tempat yang jauh, segala sarana yang mendukung pengajaran harus diberi dengan dana yang besar, serta faktor-faktor lainnya harus diupayakan dengan dana yang tidak sedikit, maka akan sulit dilakukan kegiatan pengajaran apabila gurunya tidak diberikan imbalan kesejahteraan yang memadai.

Ketiga, seorang guru yang baik hendaknya berfungsi juga sebagai pengarah dan penyuluh yang jujur dan benar di hadapan murid-muridnya. Ia tidak boleh membiarkan muridnya mempelajari pelajaran yang lebih tinggi sebelum menguasai pelajaran yang sebelumnya. Ia juga tidak boleh membiarkan waktu berlalu tanpa peringatan kepada muridnya bahwa tujuan pengajaran itu adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT,. Dan bukan untuk mengejar pangkat, status dan hal-hal yang bersifat keduniaan. Seorang guru tidak boleh tenggelam dalam persaingan, perselisihan dan pertengkaran dengan sesama guru lainnya.

Keempat, dalam kegiatan mengajar seorang guru hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus dan tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru hendaknya jangan mengekspose atau menyebarluaskan kesalahan muridnya di depan umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak murid yang memiliki jiwa yang keras, menentang, membangkang dan memusuhi gurunya. Dan jika keadaan ini terjadi dapat menimbulkan situasi yang tidak mendukung bagi terlaksananya pengajaran yang baik.

Kelima, seorang guru yang baik juga harus tampil sebagai teladan atau panutan yang baik di hadapan murid-muridnya. Dalam hubungan ini seorang guru harus bersikap toleran dan mau menghargai keahlian orang lain. Seorang guru hendaknya tidak mencela ilmu-ilmu yang bukan keahliannnya atau spesialisasinya. Kebiasaan seorang guru yang mencela guru ilmu fiqih dan guru ilmu fiqih mencela guru hadis dan tafsir, adalah guru yang tidak baik. (Al-Ghazali, t.th:50)

Keenam, seorang guru yang baik juga harus memiliki prinsip mengakui adanya perbedaan potensi yang dimiliki murid secara individual dan memperlakukannya sesuai dengan tingkat perbedaan yang dimiliki muridnya itu. Dalam hubungan ini, Al-Ghazali menasehatkan agar guru membatasi diri dalam mengajar sesuai dengan batas kemampuan pemahaman muridnya, dan ia sepantasnya tidak memberikan pelajaran yang tidak dapat dijangkau oleh akal muridnya, karena hal itu dapat menimbulkan rasa antipati atau merusak akal muridnya. (Al-Ghazali, t.th:51)

Ketujuh, seorang guru yang baik menurut Al-Ghazali adalah guru yang di samping memahami perbedaan tingkat kemampuan dan kecerdasan muridnya, juga memahami bakat, tabiat dan kejiawaannya muridnya sesuai dengan tingkat perbedaan usianya. Kepada murid yang kemampuannya kurang, hendaknya seorang guru jangan mengajarkan hal-hal yang rumit sekalipun guru itu menguasainya. Jika hal ini tidak dilakukan oleh guru, maka dapat menimbulkan rasa kurang senang kepada guru, gelisah dan ragu-ragu.

Kedelapan, seorang guru yang baik adalah guru yang berpegang teguh kepada prinsip yang diucapkannya, serta berupaya untuk merealisasikannya sedemikian rupa. Dalam hubungan ini Al-Ghazali mengingatkan agar seorang guru jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang bertentangan dengan prinsip yang dikemukakannya. Sebaliknya jika hal itu dilakukan akan menyebabkan seorang guru kehilangan wibawanya. Ia akan menjadi sasaran penghinaan dan ejekan yang pada gilirannya akan menyebabkan ia kehilangan kemampuan dalam mengatur murid-muridnya. Ia tidak akan mampu lagi mengarahkan atau memberi petunjuk kepada murid-muridnya.

Dari delapan sifat guru yang baik sebagaimana dikemukakan di atas, tampak bahwa sebagiannya masih ada yang sejalan dengan tuntutan masyarakat modern. Sifat guru yang mengajarkan pelajaran secara sistematik, yaitu tidak mengajarkan bagian berikutnya sebelum bagian terdahulu dikuasai, memahami tingkat perbedaan usia, kejiwaan dan kemampuan intelektual siswa, bersikap simpatik, tidak menggunakan cara-cara kekerasan, serta menjadi pribadi panutan dan teladan adalah sifat-sifat yang tetap sejalan dengan tuntutan masyarakat modern.